Pimpinan DPR Dukung Hacker Indonesia Retas Situs Australia
Jakarta - Para Hacker dari Indonesia mengacaukan sejumlah situs Australia gara-gara Australia diberitakan menyadap Indonesia. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso justru tak menyalahkan aksi ini dan malah mendukung.
"Kalau kita dilakukan seperti ini (disadap), kalau perlu kita menghimpun 1000 hacker," ujar Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Priyo menyatakan perang di dunia maya, termasuk aksi retas-meretas, tak terelakkan di dunia yang kian terkoneksi ini. Para hacker Indonesia tersebut juga beraksi lantaran Indonesia terlebih dahulu 'diganggu' oleh pihak Australia.
"Saya kira perang cyber tidak terhindarkan. Saya tidak mau menyalahkan mereka (para hacker Indonesia)," ucap Priyo.
Diberitakan sebelumnya, ratusan situs Australia menjadi korban peretasan hacker Indonesia. Situs tersebut bervariasi mulai dari rumah sakit hingga yayasan amal.
Seperti yang dikutip dari Sydney Morning Herald, Selasa (5/11), situs rumah sakit terbesar di Queensland hingga yayasan anak penderita kanker dan yayasan amal anti perbudakan di Australia menjadi korban hack. Tercatat lebih dari 100 situs Australia telah diretas.
Salah satu kelompok hacker yang menyebut dirinya Java Cyber Army mengklaim telah melakukan peretasan tersebut. Mereka mengaku aksi ini dilatarbelakangi oleh aksi pemerintah Australia yang menyadap Indonesia. Mereka tak akan berhenti sampai Australia mengaku telah melakukan aksi spionase di Indonesia.
"Katakan pada pemerintah Anda (Australia), kami akan menghentikan ini jika ada pengakuan dan penjelasan atas kegiatan mata-mata di Indonesia," kata juru bicara Tentara Cyber Java melalui akun facebook mereka.
OPINI:
Menurut saya buat teman-teman hacker di INDONESIA lanjutkan!!! aksi kalian tunjukan kalau kita masih punya harga diri, meskipun pemerintah kita kurang berharga di mata mereka dan terus usaha DPR panggil pemerintah agar melakukan protes keras secara resmi ke pemerintah US dan AUSTRALIA
Mulia estuari
npm:16113204
"Kalau kita dilakukan seperti ini (disadap), kalau perlu kita menghimpun 1000 hacker," ujar Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Priyo menyatakan perang di dunia maya, termasuk aksi retas-meretas, tak terelakkan di dunia yang kian terkoneksi ini. Para hacker Indonesia tersebut juga beraksi lantaran Indonesia terlebih dahulu 'diganggu' oleh pihak Australia.
"Saya kira perang cyber tidak terhindarkan. Saya tidak mau menyalahkan mereka (para hacker Indonesia)," ucap Priyo.
Diberitakan sebelumnya, ratusan situs Australia menjadi korban peretasan hacker Indonesia. Situs tersebut bervariasi mulai dari rumah sakit hingga yayasan amal.
Seperti yang dikutip dari Sydney Morning Herald, Selasa (5/11), situs rumah sakit terbesar di Queensland hingga yayasan anak penderita kanker dan yayasan amal anti perbudakan di Australia menjadi korban hack. Tercatat lebih dari 100 situs Australia telah diretas.
Salah satu kelompok hacker yang menyebut dirinya Java Cyber Army mengklaim telah melakukan peretasan tersebut. Mereka mengaku aksi ini dilatarbelakangi oleh aksi pemerintah Australia yang menyadap Indonesia. Mereka tak akan berhenti sampai Australia mengaku telah melakukan aksi spionase di Indonesia.
"Katakan pada pemerintah Anda (Australia), kami akan menghentikan ini jika ada pengakuan dan penjelasan atas kegiatan mata-mata di Indonesia," kata juru bicara Tentara Cyber Java melalui akun facebook mereka.