Jumat, 10 April 2015

kepemimpinan organisasi

KEPEMIMPINAN


A. Arti Penting Kepemimpinan

Sebelum memulai lebih jauh, apakah yang dimaksud dengan pemimpin dan kepemimpinan?

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai satu atau beberapa tujuan. (Kartini Kartono,1994:181).

Pemimpin adalah pribadi yang memiliki superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai sasaran tertentu. (Kartono, 2005).

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama; dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan budaya organisasi (Shegdill dalam Stoner & Freeman, 1989: 459-460).

Lalu apa arti penting keberadaan seorang pemimpin? Mengapa setiap jenis organisasi memerlukan seseorang yang bertindak sebagai pemimpin? Di dalam suatu kelompok / organisasi, tidak setiap anggotanya mampu mengendalikan orang lain, bahkan dirinya sendiri. Seorang pemimpin tidak selalu harus mempunyai keahlian lebih tinggi dari orang lain. Terkadang suatu kelompok memerlukan figur seorang pembimbing yang bisa mengatur haluan dalam mencapai tujuan bersama. Sama pentingnya dengan itu, seorang pemimpin juga harus seorang visioner, kritis dan cepat tanggap dalam setiap situasi.

Mengapa visi itu penting? Di dunia modern ini, perkembangan dalam bidang apapun bisa terjadi begitu cepat. Ambil contoh bidang teknologi. Sekitar tahun 1950-an, pendiri perusahaan Sony, Akio Morita dan Masaru Ibuka, meiliki ide membuat radio jenis baru yang bisa dengan mudah dibawa kemanapun. Ketika ide itu diutarakan, hampir semua orang termasuk para insinyur Sony, menganggap itu mustahil. Namun dana tetap dikucurkan untuk riset dan produksi, menyemangati mereka yang juga tertarik akan visi yang inovatif ini. Hasilnya? Radio transistor pertama yang diberi nama TR-55 diproduksi dan laku keras dijual di pasaran. TR-55 adalah radio transistor pertama di dunia, menggantikan penggunaan tabung hampa udara yang membuat radio pada masa itu besar dan tidak praktis. Segera setelah itu, radio-radio portabel dengan berbagai merk turut beredar dan menjadi tren baru era itu.

Inovasi yang dibuat produsen asal Jepang ini tidak berhenti begitu saja. Mulai dari Walkman hingga smartphone Xperia dan peralatan elektronik lainnya mempunyai ciri khasnya sendiri. Semua itu dapat terlaksana karena adanya figur pemimpin yang memiliki visi yang inovatif dan revolusioner, serta mampu mempengaruhi banyak orang, bahkan berperan serta dalam perubahan dunia ke zaman modern.

Di bidang lainpun, banyak tokoh pemimpin yang dikagumi karena pemikiran dan visinya serta tindakannya, baik itu dalam teknologi, politik, dan juga agama. Mereka semua mampu memberikan ide dan dalam mewujudkannya, mampu memberi arahan dan semangat kepada orang lain. Tentu saja dalam contoh Sony dan radio transistor pertama, riset dan produksi dilakukan melalui kerjasama dan kerja keras banyak orang berbakat yang ahli di bidangnya, yang mendapat pengaruh para pemimpin itu.

Pada contoh diatas rasanya jelas mengapa pemimpin selalu menjadi posisi vital yang dibutuhkan dalam organisasi. Dalam melakukan perubahan, terkadang besar risiko yang harus ditanggung. Tidak mudah menjadi pemimpin, dan tidak semua orang mempunyai bakat dan talenta memimpin. Ada banyak faktor-faktor yang menyebabkan seseorang untuk menjadi pemimpin, dan juga gaya kepemimpinan berbeda-beda .


B. Tipologi Kepemimpinan

Bagaimana seorang bersikap dalam memimpin orang lain dapat digolongkan kedalam beberapa tipe. Kartini Kartono menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan terbagi atas:

1. Tipe Kharismatik 

Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa. Pembawaan yang dimaksud bisa saja karena sikap seorang pemimpin yang religius dan spiritual. Banyak pemimpin dan tokoh-tokoh agama yang dianggap tipe kharismatik.

2. Tipe Paternalistik 

Tipe ini menganggap bahwa bawahannya belum / tidak bersikap secara dewasa, sehingga semua keputusan jarang didiskusikan dengan bawahan. Tipe ini juga bersikap terlalu melindungi. Tipe ini juga cenderung jarang memberi kesempatan bawahan untuk mengambil keputusan dan bertindak mandiri, serta tipe ini selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

3. Tipe Otoriter 

Pemimpin tipe otoriter menganggap organisasi sebagai miliknya, juga menuntut loyalitas bawahan tanpa terkecuali dan menggerakkan mereka dengan paksaan.

4. Tipe Militeristik 

Dalam tipe ini pemimpin mempunyai sifat sifat antara lain menuntut kedisiplinan yang keras dan kaku. Setiap keputusan yang diambil pimpinan harus dijalankan semua bawahan tanpa terkecuali. Pemimpin tipe ini juga menetapkan formalitas dan komunikasi seringkali dilakukan sepihak.


C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan

Ada beberapa teori yang membicarakan faktor apa saja yang menimbulkan lahir / adanya seorang pemimpin:


1. Teori Genetis 

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan sudah terlahir sebagai pemimpin, dan memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin. Dapat juga disimpulkan bahwa bakat dan kemampuan sebagai pemimpin didapatkan karena genetis dan diturunkan dari generasi ke generasi.

2. Teori Sosial 

Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk, dengan kata lain tidak lahir begitu saja. Setiap orang dapat menjadi pemimpin, ia hanya tinggal mencari lingkungan yang tepat dan mau berusaha meraihnya.

3. Teori Ekologi 

Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori di atas, menyatakan bahwa seorang akan sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah memiliki bakat kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, semuanya ditunjang oleh kondisi lingkungan yang sesuai.


D. Implikasi Manajerial Kepemimpinan


Manajer dan Pemimpin dalam Organisasi

Dalam organisasi, manajer dari berbagai tingkatan manajerial harus mampu menjalankan fungsi manajerial, termasuk memimpin (leading). Leading disini berarti meminta orang lain bertindak untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Seorang pemimpin dalam perusahaan tidak selalu adalah manajer atau bersifat permanen. Seorang kepala proyek bisa saja diangkat dari staf atau orang yang memiliki keahlian tertentu. Dalam hal ini ia harus memimpin orang-orang dibawahnya untuk mencapai tujuan proyek dan ia bertanggung jawab kepada pimpinan yang lebih tinggi.

Ada tiga hal penting yang harus dimiliki manajer sebagai pemimpin, antara lain:

1. Kekuasaan

Kekuasaan adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu dalam rangka penyelesaian tugas tertentu. Dalam hal ini kekuasaan berlandaskan aturan (legitimate power). Kekuasaan manajer bisa juga didukung karena ia memiliki karisma, keahlian, atau memiliki keterampilan yang tidak dimiliki orang lain.

2. Kewibawaan (Karisma)

Kewibawaan merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur orang lain dan patuh padanya. Wibawa bisa didapatkan dari penampilan, kemampuan dan cara berkomunikasi, serta ide-ide yang mampu memberi inspirasi.

3. Kemampuan / Keterampilan

Kemampuan adalah sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun sosial, yang melebihi dari anggota biasa.

Adapun seorang manajer hendaknya menguasai keterampilan seperti:

1. Keterampilan Konseptual, yaitu keterampilan atau kemampuan mental untuk melakukan koordinasi dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi, berdasarkan ilmu dan konsep-konsep yang telah dipelajari dengan tepat.

2. Keterampilan Kemanusiaan, yaitu kemampuan untuk saling bekerja sama dengan memahami dan memotivasi orang lain.

3. Keterampilan Administrasi, adalah kemampuan yang mendukung dan ada hubungannya dengan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan, misalnya mengurus surat-surat dan kegiatan mikro manajemen lainnya.

4. Keterampilan Teknik, merupakan kemampuan dasar untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosedur dan metode dari suatu bidang tertentu. Paling tidak manajer di bidang yang berkaitan dengan peralatan memahami cara kerja peralatan-peralatan tersebut.


Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Perilaku Bawahan

Dalam hubungannya dengan manajemen, penerapan praktis konsep dan teori kepemimpinan bisa dilakukan sejalan dengan penerapan teori lain yang berhubungan. Teori perilaku adalah teori yang menjelaskan 2 macam perilaku yang bertolak belakang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam The Human Side Enterprise dimana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori X atau teori Y.

Teori X

Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

Teori Y

Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.


kesimpulan:

Dalam menjalankan fungsi leading dalam organisasi, seorang manajer harus memiliki kemampuan / keterampilan teknis (hardskill), kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain (softskill), serta sikap dan karakter yang mendukung. Dengan cara mempelajari bawahan dalam organisasi, seperti dalam Teori Perilaku, manajer dapat menyesuaikan sikap dan gaya kepemimpinan, atau bisa juga membuat bawahan berubah dan beradaptasi agar sesuai dengan gaya kepemimpinan seorang manajer, baik itu dengan ancaman atau pengarahan, agar tujuan organisasi dapat tercapai.




______________________________________________________
Referensi:

Kartini Kartono. 1983. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: CV. Rajawali

Kartono, Kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal Itu?. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ukas, Maman. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Ossa Promo.

Saghranie, Sere. Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan. kemenperin.go.id/download/6817/Kepemimpinan-dalam-Manajemen-Pendidikan. (Diakses 6 April 2015 pukul 20.22).

Stoner, James A.F dan R. Edward Freeman. 1989. Management, Prentice-Hall of India.

Sunarsih. 2001. Kepemimpinan Transformasional Dalam Era Perubahan Organisasi. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol 5 No.2. Desember 2001: 106-116.

Suwatno. 2001. Asas-Asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Penerbit Suci Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar