Kamis, 22 Januari 2015

kasus organisasi manufacturing

Tugas Sofkill

Kasus  5 : “kehilangan kursi”

     Sebuah organisasi manufacturing yang mempunyai karyawan sekitar 270 orang memperkerjakan seorang manajer pabrik baru dengan maksud untuk mengurangi biaya-biaya produksi, meningkatkan kualitas produk ,dan memperbaiki produktifitas karyawan. Pekerjaan adalah melelehkan dan kondisi-kondisi pekerjaan sangat tidak menyenangkan. Ini terutama di sebabkan oleh panas dan debu yang di timbulkan oleh proses produksi. Hari ke kerja di bagi jadi 3 shift, dimana lama waktu setiap shift 8 jam, tanpa waktu makan yang di tetapkan secara eksplisit. Para karyawan biasanya membeli minuman dan makanan dari warung- warung  di sekitar pabrik dan minum dan makan sambil bekerja. Teknisi keamana mengemukakan bahwa gang-gang yang di  gunakan untuk lalu lintas trul-truk pengangkut barang sering terhambat atau terganggu oleh lalu lalang para karyawan yang memerlukan membeli minuman dan makanan. Manajer baru mengambil keputusan untuk membangun sebuah cafetaria untuk mengurangi bahaya keamanan ini dan untuk memberikan kepada karyawan suatu tempat makan jauh dari proses produksi yang tidak menyenangkan.

     Setelah bangunan di selesaikan, para karyawan mulai makan di cafetaria seperti yang di harapkan. Bagaimanapun juga, meninggalkan lokasi pekerjaan menunjukan secara implisit  adanya periode istirahat untuk makan bagi karayawan. Waktu yang di habiskan para karyawan untuk keperluan tersebut tentunya naik secara mennyolok dan akibatnya terjadi penurunan produktifitas. Manajer pabrik kemudian memutuskan bahwa untuk menghindari para karyawan mondar- mandir ke cafetaria, dia akan memindahkan kursi- kursi. Para karyawan marah karena kenyaman mereka telah di ambil. Konsultan pengembangan organisasi, setelah di perkenalkan memperoleh informasi dari serangkaian wawancara bahwa karyawan tidak pernah meninggalkan cafetaria. Mereka sesungguhnya menginginkan lokasi yang lebih aman dari truk-truk pengangkut barang.

Pertanyaan:
                                                                           
Apa kesalahan – kesalahan pokok yang di buat manajemen dalam proses perubahan perubahan tersebut? Jelaskan

Jawab:

Menurut opini saya karena manajer tersebut kurang memiliki empati  yang  tinggi terhadap permasalahan bawahannya, karena seorang manajer  yang mampu memberikan empati dan membangun semangat para karyawannya lah yang dapat berhasil mencapai manajemen dan tujuan- tujuan organisasi. Oleh karena itu manajer harus mengimplementasikan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),  pengarahan dan kepimpinan (leading), dan pengawasan terhadap para karyawan, agar dapat mencapai tujuan organisasi dan kenyamanan para karyawan, seperti hal nya kasus di atas manajer pabrik harus memperhatikan lingkungan pekerja yang tidak menyenangkan karena di sebabkan oleh panas dan debu oleh proses produksi, terus kesalahan manajer tidak memperhatikan waktu makan para karyawan, sehingga dapat menggangu kesehatan para karyawan. Jadi seharusnya manajer harus lebih perhatian terhadap karyawan dan lingkungan kerjanya dan mengambil keputusan yang benar di saat- saat genting, karena Manajer dan karyawan haruslah bersinergi agar mencapai tujuan bersama.

softkill ke 4 tentang Komunikasi Organisasi



Pengertian Komunikasi

communication21


Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat dan pemahaman atas informasi dari suatu unit (pengirim) ke unit yang lain (penerima) tidak hanya vital dalam perumusan tujuan organisasi, tetapi juga merupakan peralatan dan sarana penting melalui kegiatan organisasi. Komunikasi adalah alat pengalihan informasi dari akumunikator kepada komunikasi agar antara mereka dapat interaksi (Hasibuan, 2002:81). Komunikasi adalah satu usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat, ide-ide, persamaan pengertian dan persatuan kelompok Aktifitas komunikasi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Apabila kajian komunikasi dihubungkan dengan organisasi timbul suatu kajian tentang komunikasi organisasi. Organisasi merupakan salah konteks penting dalam komunikasi.

Fungsi Komunikasi
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu (Robbins, 2006:392) :

A. Pengendalian

Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai. Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku.

B. Motivasi

Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.

C. Pengungkapan emosi

Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan social.

D. Informasi 

Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

Unsur-Unsur Komunikasi

1. Sumber 2. Komunikator 3. Pesan 4. Channel/ Saluran 5. Komunikasi 6. Efek
Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi

1. Sumber Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.

2. Komunikator Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: – Penampilan Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat. – Penguasaan masalah Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul- betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi. -Penguasaan bahasa Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan- pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience.

3.Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.

4. Channel/ Saluran Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya radio dan sebagainya. Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa, misalnya televise.

5. Komunikasi Komunikasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu 1) personal 2) kelompok, dan 3) massa Dari segi sasarannya, komunikasi ditujukan atau diarahkan kedalam komunikasi personal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.

6. Efek Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka komunikasi berhasil.

Faktor- faktor yang diperhatikan dalam proses komunikasi Empat tahap proses komunikasi menurut Cutlip dan Center, yaitu: – pengumpulan fakta – Perencanaan – Komunikasi – Evaluasi

Hambatan Komunikasi

  1. Hambatan dari Proses Komunikasi Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian/simbol Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

  1. Hambatan Fisik Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
  2. Hambatan Semantik. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
  3. Hambatan Psikologis Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Klasifikasi Komunikasi dalam organisasi

imagesCAH5HEPO

Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :
1.Dari segi sifatnya :

  1. Komunikasi Lisan komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara cth: presentasi
  2. Komunukasi Tertulis komunikasi melalui tulisan Cth: email
  3. Komunikasi Verbal komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan cth: curhat
  4. Komunikasi Non Verbal komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat) cth: seseorang yang nerves (gemetar)
  5. Dari segi arahnya :
  6. Komunikasi Ke atas komunikasi dari bawahan ke atasan
  7. Komunikasi Ke bawah komunikasi dari atasan ke bawahan
  8. Komunikasi Horizontal komunikasi ke sesama manusia / setingkat
  9. Komunikasi Satu Arah pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
  10. Komunikasi Dua Arah berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
  11. Menurut Lawannya :
  12. Komunikasi Satu Lawan Satu berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya cth:berbicara melalui telepon
  13. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) ‏berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok Cth: kelompok satpam menginterogasi maling
  14. Kelompok Lawan Kelompok berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain Cth: debat partai politik
4.Menurut Keresmiannya :

  1. Komunikasi Formal komunikasi yang berlangsung resmi cth: rapat pemegang saham
  2. Komunikasi Informal komunikasi yang tidak resmi cth : berbicara dengan teman
Menurut Opini saya :
Komunikasi sangatlah penting didalam sebuah organisasi Karen untung menjalin suatu relasi haruslah menjaga komunikasi agar berjalan bersama dalam mencapai sebuah keinginan di sebuah organisasi.

Sumber Referensi:
Hasibuan, Malayu. S.P. 2002. Manajemen Pasar. Pengertian dan Masalah, Jakarta : Gunung Agung.
Robbin, Stephen D. 2006. Perilaku Organisasi. Jilid Kesatu. Prenhalindo Persada. Jakarta.


Rabu, 07 Januari 2015

tgs softkill ke 3 tentang konflik dan motifasi


13405131542105352759


Konflik Organisasi

A. Pengertian Konflik

KOnflik adalah suatu perselisihan atau perjuangan diantara dua pihak yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara  terbuka dan atau menggangguu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya. Gangguan dapat meliputi usaha-usaha aktif atau merintangi pencapaian tujuan seseorang atau penolakan secara pasif seperti: menolak untuk memberikan pengadaan bahan dan informasi yang diperlukan dari pihak lain.

B. Jenis-jenis konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
a. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam 
keluarga atau profesi (konflik peran (role))

C.  Sumber Konflik

b. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
e. Konflik antar atau tidak antar agama
f. Konflik antar politik.
g. konflik individu dengan kelompok

Konflik terjadi disebabkan oleh berbagai jenis kondisi pendahulu ( Robbins,1974; Walton and Dutton, 1969). Enam kategori penting kondisi-kondisi pemula (antecedent conditions) meliputi :

  1. Persaingan terhadap sumber-sumber
  2. Ketergantungan pekerjaan
  3. Kekaburan bidang tugas
  4. Problem status
  5. Rintangan komunikasi
  6. Sifat-sifat individu.
Banyak konflik mencakup lebih dari satu kondisi-kondisi pemula, dan penggolongannya tidak selalu saling terpisah.

D. Strategi penyelesaian konflik

Terdapat banyak ragam cara yang ditempuh kelompok yang terlibat konflik dalam memberikan tanggapannya. Beberapa reaksi , misanya penarikan diri dan penghalusan adalah usaha-usaha untuk menghindarkan suatu pertikaian atas perbenturan kepentingan atau nilai. Tanggapan-tanggapan (strategi) yang lain seperti: bujukan, paksaan, tawar-menawar, serta pemecahan masalah bersama, adalah bentuk-bentuk konfrontasi yang memiliki konsekuensi-konsekuensi yang berbeda untuk penyelesaian suatu konflik.

E. Motivasi

motivasi


Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

F. Teori Motivasi

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan “saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Menurut Opini saya:
bahwa konflik dan motivsi didalam sebuah organisasi adalah hal yang lumrah kita dengar dan mungkin sudah sering kita alami. konflik mengajarkan kita bagaimana cara nya bangun ketika kita terjatuh, mengajarkan kita bersikap tenang mengahdapi masalah, mengajarkan kedewasaan untuk kita.

Motivasi dalam organisasi sangat dibutuhkn saat ide-ide baru sulit didapat. saat dimana anggota-anggota organisasi sedang tidak bersemangat menjalankan tugas-tugasnya dan lupa akan tujuan semula. Motivasi yang paling diperlukan adalah untuk membangun hasrat mencapai tujuan yang sejak awal telah direncanakan oleh organisasi.


Sumber Referensi:

Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Organisasi, Widya Press Jakarta

Kenneth N. Wexley,Ph.D.,Gary A. Yuki,Ph.D., Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia
Rineka Cipta





1367919208690802236_300x300

A. Proses mempengaruhi

Segala sesuatu memerlukan proses, termasuk proses untuk mencapai tujuan pribadi maupun kelompok dalam organisasi. Dalam mencapai tujuan organisasi baik pemimpin maupun anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Pemimpin dan anggota berhubungan timbal balik dan kinerjanya akan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi. Pengaruh adalah kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Elemen proses mempengaruhi ada 3 yaitu:

  1. Orang yang mempengaruhi
  2. Metode yang mempengaruhi
  3. Orang yang dipegaruhi
Pengaruh dapat terjadi antar perorangan artinya seseorang mempengaruhi seseorang yang lainnya, kelompok dengan seseorang dan seseorang dengan kelompok.

Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh diantaranya dikemukakan oleh Analisis French-Raven intinya adalah sebagai berikut:

Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan).

B. proses pengambilan keputusan

decision-making

Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu :

  1. Manajer harus membuat pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
  2. Manajer menghadapi beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik
  3. Manajer mempunyai tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekati pada tujuan tersebut.
Bderdasarkan dari pendapat James A.F. Stiner, Stephen P. Robbins, dan David R. Hampton dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan keputusan mengandung langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Identifikasi masalah
  2. Mendapatkan dan menganalisa informasi
  3. Menyusun alternatif
  4. Menganalisa dan memilih alternatif terbaik
  5. Melaksanakan keputusan
Menurut opini saya :
Proses mempengaruhi (melobby) juga dibutuhkan dalam berorganisasi. Misalnya, ketika sedang voting untuk meentukan sebuah keputusan, disaat keputusan minoritas belum menerima keputusan mayoritas disaat itulah proses ini dapat digunakan agar semua anggota dalam organisasi menjalankan keputusan itu dengan baik dan tidak terjadi perselisihan.

Pengambilan keputusan ditentukan oleh leader dari organisasi yang sebelumnya bisa di dapatkan dari proses musyawarah untuk mencapai mufakat dan agar para anggota dari organisasi tersebut dapat menjalankan tugas dan wewenangnya secara utuh. Agar mencapai tujuan dari organisasi tersebut maksimal.

Sumber Referensi :
Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Organisasi,Widya Press, Jakarta

Kenneth N. Wexley,Ph.D.,Gary A.Yuki,Ph.D., Perilku Organisasi dan Psikologi Personalia,Rineka Cipta