Rabu, 07 Januari 2015

tgs softkill ke 3 tentang konflik dan motifasi


13405131542105352759


Konflik Organisasi

A. Pengertian Konflik

KOnflik adalah suatu perselisihan atau perjuangan diantara dua pihak yang ditandai dengan menunjukkan permusuhan secara  terbuka dan atau menggangguu dengan sengaja pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya. Gangguan dapat meliputi usaha-usaha aktif atau merintangi pencapaian tujuan seseorang atau penolakan secara pasif seperti: menolak untuk memberikan pengadaan bahan dan informasi yang diperlukan dari pihak lain.

B. Jenis-jenis konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
a. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam 
keluarga atau profesi (konflik peran (role))

C.  Sumber Konflik

b. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
e. Konflik antar atau tidak antar agama
f. Konflik antar politik.
g. konflik individu dengan kelompok

Konflik terjadi disebabkan oleh berbagai jenis kondisi pendahulu ( Robbins,1974; Walton and Dutton, 1969). Enam kategori penting kondisi-kondisi pemula (antecedent conditions) meliputi :

  1. Persaingan terhadap sumber-sumber
  2. Ketergantungan pekerjaan
  3. Kekaburan bidang tugas
  4. Problem status
  5. Rintangan komunikasi
  6. Sifat-sifat individu.
Banyak konflik mencakup lebih dari satu kondisi-kondisi pemula, dan penggolongannya tidak selalu saling terpisah.

D. Strategi penyelesaian konflik

Terdapat banyak ragam cara yang ditempuh kelompok yang terlibat konflik dalam memberikan tanggapannya. Beberapa reaksi , misanya penarikan diri dan penghalusan adalah usaha-usaha untuk menghindarkan suatu pertikaian atas perbenturan kepentingan atau nilai. Tanggapan-tanggapan (strategi) yang lain seperti: bujukan, paksaan, tawar-menawar, serta pemecahan masalah bersama, adalah bentuk-bentuk konfrontasi yang memiliki konsekuensi-konsekuensi yang berbeda untuk penyelesaian suatu konflik.

E. Motivasi

motivasi


Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

F. Teori Motivasi

Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan “saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi”. Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.

Menurut Opini saya:
bahwa konflik dan motivsi didalam sebuah organisasi adalah hal yang lumrah kita dengar dan mungkin sudah sering kita alami. konflik mengajarkan kita bagaimana cara nya bangun ketika kita terjatuh, mengajarkan kita bersikap tenang mengahdapi masalah, mengajarkan kedewasaan untuk kita.

Motivasi dalam organisasi sangat dibutuhkn saat ide-ide baru sulit didapat. saat dimana anggota-anggota organisasi sedang tidak bersemangat menjalankan tugas-tugasnya dan lupa akan tujuan semula. Motivasi yang paling diperlukan adalah untuk membangun hasrat mencapai tujuan yang sejak awal telah direncanakan oleh organisasi.


Sumber Referensi:

Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Organisasi, Widya Press Jakarta

Kenneth N. Wexley,Ph.D.,Gary A. Yuki,Ph.D., Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia
Rineka Cipta





1367919208690802236_300x300

A. Proses mempengaruhi

Segala sesuatu memerlukan proses, termasuk proses untuk mencapai tujuan pribadi maupun kelompok dalam organisasi. Dalam mencapai tujuan organisasi baik pemimpin maupun anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Pemimpin dan anggota berhubungan timbal balik dan kinerjanya akan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi. Pengaruh adalah kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok. Elemen proses mempengaruhi ada 3 yaitu:

  1. Orang yang mempengaruhi
  2. Metode yang mempengaruhi
  3. Orang yang dipegaruhi
Pengaruh dapat terjadi antar perorangan artinya seseorang mempengaruhi seseorang yang lainnya, kelompok dengan seseorang dan seseorang dengan kelompok.

Hubungan antara kekuasaan dan pengaruh diantaranya dikemukakan oleh Analisis French-Raven intinya adalah sebagai berikut:

Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain. Konsep penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang direalisasikan).

B. proses pengambilan keputusan

decision-making

Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu :

  1. Manajer harus membuat pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
  2. Manajer menghadapi beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik
  3. Manajer mempunyai tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekati pada tujuan tersebut.
Bderdasarkan dari pendapat James A.F. Stiner, Stephen P. Robbins, dan David R. Hampton dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan keputusan mengandung langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Identifikasi masalah
  2. Mendapatkan dan menganalisa informasi
  3. Menyusun alternatif
  4. Menganalisa dan memilih alternatif terbaik
  5. Melaksanakan keputusan
Menurut opini saya :
Proses mempengaruhi (melobby) juga dibutuhkan dalam berorganisasi. Misalnya, ketika sedang voting untuk meentukan sebuah keputusan, disaat keputusan minoritas belum menerima keputusan mayoritas disaat itulah proses ini dapat digunakan agar semua anggota dalam organisasi menjalankan keputusan itu dengan baik dan tidak terjadi perselisihan.

Pengambilan keputusan ditentukan oleh leader dari organisasi yang sebelumnya bisa di dapatkan dari proses musyawarah untuk mencapai mufakat dan agar para anggota dari organisasi tersebut dapat menjalankan tugas dan wewenangnya secara utuh. Agar mencapai tujuan dari organisasi tersebut maksimal.

Sumber Referensi :
Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Organisasi,Widya Press, Jakarta

Kenneth N. Wexley,Ph.D.,Gary A.Yuki,Ph.D., Perilku Organisasi dan Psikologi Personalia,Rineka Cipta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar